Komunikasi dalam Proses Belajar Mengajar
- Dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki seni dalam
mengajar. Oleh karena itu, untuk mencapai interaksi belajar mengajar
yang efektif sudah barang tentu perlu adanya komunikasi yang jelas
antara guru (pendidik) dengan siswa (peserta didik). Sehingga terpadunya
dua kegiatan, yakni kegiatan mengajar (usaha guru) dengan kegiatan
belajar (tugas siswa) yang berdaya guna dalam mencapai tujuan
pengajaran.
Sering kita jumpai
kegagalan dalam pengajaran disebabkan lemahnya sistem komunikasi. Untuk
itulah guru perlu mengembangkan pola komunikasi yang efektif dalam
proses belajar mengajar. Sudjana (2009: 31) mengemukakan bahwa ada tiga
pola komunikasi yang dapat digunakan untuk mengembangkan interaksi
dinamis antara pendidik dengan peserta didik.
- Komunikasi sebagai aksi atau komunikasi satu arah
Dalam komunikasi ini,
guru berperan sebagai penerima aksi. Guru aktif siswa pasif. Seperti
ceramah, pada dasarnya adalah komunikasi satu arah atau komunikasi
sebagai aksi. Komunikasi jenis ini kurang banyak menghidupkan kegiatan
siswa belajar.
- Komunikasi sebagai interaksi atau komunikasi dua arah
Pada komunikasi jenis
ini, guru dan siswa dapat berperan sama, yakni pemberi aksi dan penerima
aksi. Keduanya dapat saling memberi dan saling menerima. Komunikasi ini
lebih baik dari pada yang pertama, sebab kegiatan guru dan kegiatan
siswa relatif sama dan tidak menjadikan siswa sebagai objek pasif.
- Komunikasi banyak arah atau komunikasi sebagai tranaksi
Yakni komunikasi yang
tidak hanya melibatkan interaksi dinamis antara guru dengan siswa tetapi
juga melibatkan interaksi dinamis antara siswa yang satu dengan siswa
yang lainnya. Proses belajar mengajar dengan pola komunikasi seperti ini
mengarah kepada proses pengajaran yang mengembangkan kegiatan siswa
yang optimal. Sehingga menumbuhkan siswa belajar aktif. Seperti diskusi,
simulasi merupakan strategi yang dapat mengembangkan komunikasi jenis
ini.
Advertiser
Ketiga jenis komunikasi
di atas tetap memiliki porsi dimasing-masing kondisi, tergantung tujuan
apa yang ingin dicapai, sifat bahan pelajaran, sember belajar yang
tersedia, karakteristik kelas, dan kemampuan guru itu sendiri. Sekarang
tinggal bagaimana seorang guru akan memilih jenis komunikasi mana yang
menurutnya bisa mengembangkan potensi-potensi yang sudah ada dalam diri
siswa. Semoga bermanfaat.
0 komentar:
Post a Comment