
Tiba-tiba dari dalam tanah muncul seekor semut. Si semut terlindung dari badai karena ia bisa masuk ke sarangnya di dalam tanah. Ketika sedang berjalan, ia melihat seekor kepompong yang tergeletak di dahan daun yang patah. Si semut bergumam, "Hmm, alangkah tidak enaknya menjadi kepompong, terkurung dan tidak bisa kemana-mana". "Menjadi kepompong memang memalukan!". "Coba lihat aku, bisa pergi ke mana saja ku mau", ejek semutpada kepompong. Semut terus mengulang perkataannya pada setiap hewan yang berhasil ditemuinya.
"Wah, sepertinya kamu sedang kesulitan ya?" Si semut terheran mendengar suara itu. Iamemandang kesekelilingnya mencari sumber suara. Dilihatnya seekor kupu-kupu yang indah terbang mendekatinya. "Hai, semut aku adalah kepompong yang dahulu engkau ejek.Sekarang aku sudah menjadi kupu-kupu. Aku bisa pergi ke mana saja dengan sayapku.Lihat! sekarang kau tidak bisa berjalan di lumpur itu kan?" "Yah, aku sadar. Aku mohon maafkarena telah mengejekmu. Maukah kau menolongku sekarang?" kata si semut pada kupu-kupu.
Akhirnya kupu-kupu menolong semut yang terjebak dalam lumpur penghisap. Tidak berapalama, semut terbebas dari lumpur penghisap tersebut. Setelah terbebas, semutmengucapkan terima kasih pada kupu-kupu. "Tidak apa-apa, memang sudah kewajiban kita untuk menolong yang sedang kesusahan bukan?, karenanya kamu jangan mengejek hewanlain lagi ya?" Karena setiap makhluk pasti diberikan kelebihan dan kekurangan oleh yangMaha Pencipta. Sejak saat itu, semut dan kepompong menjadi sahabat karib.

Raden Qosim tak henti-hentinya berzikir. Perahu yang ditumpangi Raden Qosim akhirnya di hantam gelombang besar. Perahu itu oleng, lalu menghantam batu karang dengan keras. Ketika perahu menghantam karang, datanglah seekor ikan talang menghampiri Raden Qosim. Tadinya, ikan itu dikira serpihan badan kapal yang hancur. "hamba datang karena melihat perahu Raden Qosim mengalami musibah. Hamba hendak mengantar Raden ke tempat tujuan. Ke manakah Raden akan pergi"? tanya ikan talang. Raden Qosim menjelaskan bahwa ia kan pergi ke desa Jelag di daerah Banjarwati. "Baiklah, hamba akan mengantarkan Raden," kata ikan talang,. Raden Qosim berterima kasih seraya naik ke punggung ikan talang. Akhirnya ia tiba dengan selamat di daerah Banjarwati, kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan.

"Terima kasih wahai ikan talang, semoga Allah membalas kebaikanmu. Aku berjanji agar anak keturunanku tidak mengganggumu apalagi makan dagingmu. Bila mereka melanggar janji ini, mereka akan terkena penyakit yang tak tersembuhkan," ujar Raden Qosim. Sesampainya di darat, Raden Qosim bersujud syukur atas perlindungan Allah.
Kedatangan Raden Qosim disambut dengan gembira oleh masyarakat, lebih-lebih setelah mengetahui bahwa ia adalah putera Sunan Ampel. Raden Qosim lalu mendirikan surau sebagai tempat berdakwah. Caranya berdakwah luwes dan ramah. Setelah menetap selama setahun, Raden Qosim melanjutkan kegiatan dakwahnya ke sebelah selatan. Tiga tahun kemudian, ia mendapat petunjuk Allah untuk membangun tempat berdakwah yang lebih besar. Tempat yang dipilihnya agak tinggi, karena itu dinamai Dalem Dhuwur. Kalau Raden Qosim kemudian disebut Sunan Drajat, hal itu bukan saja karena pesantrennya yang ada di atas bukit, namun juga karena derajat ilmunya yang tinggi.
Sunan Drajat adalah wali yang hidupnya sangat sederhana. Walaupun demikian, ia tetap berusaha mencari rizki, yang kemudian digunakannya untuk membantu orang-orang yang lebih membutuhkan. Maka ia dikenal sebagai wali yang sangat dermawan. Di antara ajaran-ajarannya, yang terkenal adalah sebagai berikut :
Berilah tongkat bagi yang buta
Berilah makan bagi yang kelaparan
Berilah pakaian bagi yang telanjang
Berilah tempat berteduh kepada yang kehujanan

Maksud ajaran Sunan Drajat itu adalah : Pertama, agar kita sebagai manusia suka memberi petunjuk kepada yang tidak tahu atau tidak mengerti suatu hal. Memberikan pengertian dengan sabar dan telaten adalah satu cara yang harus digunakan orang tua dan guru untuk mendidik anak-anak.
Kedua, hendaklah kita dengan tulus ikhlas memberi pertolongan kepada yang miskin atau kekurangan makan, tanpa memperhatikan suku, agama, asal usul dan keturunan. Bantuan itu, Insya Allah, akan menghindarkan orang dari perbuatan jahat yang dilarang agama.
Nasihat ketiganya ialah ajakan bagi orang-orang yang belum berperilaku sopan santun dan lemah lembut. Dalam kehidupan sehari-hari, kita tentu sering menemu orang yang kasar, kurang sopan, tidak acuh pada orang lain dan suka mementingkan diri sendiri. Menjadi tugas kitalah untuk memberi contoh bagaimana bersikap sayang, sopan dan menghargai orang lain.
Nasihat keempat Sunan Drajat ialah bila ada orang yang ditimpa bencana, kesulitan atau menderita kekurangan, hendaklah kita dengan senang hati memberi bantuan dan perlindungan.
Sesungguhnya, empat ajaran Sunan Drajat adalah hal yang perlu dilaksanakan setiap orang. Pemeluk agama apa pun seyogianya berusaha untuk melaksanakan ajaran itu. Terlebih para orang tua, guru maupun para pemimpin, agar mereka dapat menjadi teladan bagi anak-anak dan rakyat kecil.
Moral : Bila hidup di tengah masyarakat, hendaklah kita selalu menunjukkan sifat dermawan, kasih sayang, mau membantu orang yang menderita dan bersedia memberikan bimbingan kepada orang yang belum mengetahui kebenaran.
0 komentar:
Post a Comment